Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Outsourcing Listrik Negara: Ketika Buruh Dibungkam, Tim Perkasa Melawan!

Kisah Perjuangan Serikat Buruh Listrik Negara dan Lahirnya Tim Perkasa


Berawal dari sebuah serikat pekerja asal Karawang yang dikenal dengan inisial empat huruf, kisah ini adalah potret nyata perjuangan buruh outsourcing di sektor kelistrikan negara. Kala itu, para pekerja mulai didekati oleh presiden dan sekjen serikat pekerja yang membawa narasi perjuangan: bahwa mereka telah dizalimi oleh sistem outsourcing yang diterapkan oleh perusahaan listrik negara.

Narasi tersebut perlahan menyatukan barisan kecil menjadi sebuah gerakan besar. Mereka menyuarakan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan merupakan bagian dari core business, yang semestinya tidak boleh di-outsourcing-kan. Serikat pekerja ini pun semakin lantang menyuarakan perlawanan terhadap rezim ketenagakerjaan yang dianggap tidak adil.

Ketika DPR dan Menteri Mulai Menoleh

Gerakan ini tak bisa dipandang sebelah mata. Aksi demonstrasi dan penggalangan dukungan pun berujung pada terbentuknya panja outsourcing di DPR RI. Bahkan, Dahlan Iskan, Menteri BUMN saat itu, turut merespons dengan menyatakan dukungan atas usulan pengangkatan para pekerja outsourcing menjadi pegawai tetap.

Sayangnya, janji tinggal janji. Waktu terus berjalan, menteri berganti, dan kebijakan tak kunjung direalisasikan. Pengangkatan yang dinanti tak pernah tiba. Yang datang justru surat pemecatan massal. Banyak dari kami yang tergabung dalam serikat pekerja tersebut dipecat tanpa pesangon, tanpa penghargaan atas perjuangan panjang.

Serikat Pecah, Harapan Retak

Setelah bertahun-tahun menganggur dan hidup dalam ketidakpastian, sebagian besar dari kami akhirnya kembali di panggil bekerja—meski dengan status yang sama: outsourcing.

Namun, badai internal mulai mengguncang. Serikat pekerja yang dulu begitu solid kini mulai pecah. Isu soal uang, jabatan, dan kepentingan pribadi mencuat ke permukaan. Presiden dan sekjen akhirnya keluar dari serikat lama, dan dari reruntuhan organisasi tersebut, lahirlah serikat baru yang diberi nama: Tim Perkasa.

Tim Perkasa: Harapan Baru atau Sekadar Nama Baru?

Tim Perkasa kemudian menjadi wajah baru perjuangan buruh outsourcing. Dengan semangat baru dan anggota yang mulai direkrut kembali, organisasi ini berkembang pesat. Namun di balik kemajuan itu, muncul aroma bisnis. Pengurus berebut mencari anggota, mengurus KTA, dan... tentu saja, mengurus “cuan”.

Salah satu momen yang mencuat adalah ketika seorang anggota outsourcing mengalami kecelakaan kerja di Bintaro. Presiden serikat buruh Tim Perkasa tampil ke depan membacakan pasal demi pasal undang-undang ketenagakerjaan. Namun publik dikejutkan dengan kabar bahwa setelah negosiasi dengan vendor, presiden serikat justru menerima tawaran kerja sebagai manajemen vendor. Ironi yang menyakitkan.

Apa yang Tersisa dari Perjuangan?

Kisah ini adalah cermin dari realitas dunia buruh: perjuangan yang kerap berujung di meja tawar-menawar kekuasaan dan uang. Idealismenya indah, tapi realitanya penuh jebakan.

Namun demikian, Tim Perkasa tetap menjadi simbol semangat baru. Bagi sebagian buruh, organisasi ini adalah satu-satunya jalan untuk kembali memiliki suara. Bagi yang lain, mungkin hanya wajah baru dari sistem lama.

Perjuangan belum selesai.

🔗 Kunjungi situs resmi: https://timperkasa.my.id



Post a Comment for "Outsourcing Listrik Negara: Ketika Buruh Dibungkam, Tim Perkasa Melawan!"